Selasa, 21 Mei 2013

Perencanaan Saluran Udara


            Perencanaan ducting untuk semua aplikasi harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut, yaitu: ketersediaan ruangan, space air diffusion, tingkat kebisingan, biaya investasi awal, dll. Hal-hal yang penting bagi sistem saluran udara adalah mengalirkan udara dengan laju tertentu kelokasi-lokasi yang telah ditentukan, ekonomis untuk setiap pembiayaan awal, pembiayaan kerja kipas, dan harga ruang bangunan yang ditempati.
A.    Metode Perencanaan Saluran Udara
Sampai saat ini dikenal tiga metode perancangan saluran udara (ducting), yaitu:
1.      Metode kecepatan (Velocity method)
Metode kecepatan, dalam metode ini terlebih dahulu dipilih/ditentukan kecepatan di dalam saluran utama dan cabang-cabang, kemudian dihitung penurunan tekanan pada semua aliran. Kipas dipilih sedemikian rupa sehingga dapat membangkitkan tekanan yang mencukupi kebutuhan pada saluran yang penurunan tekanannya terbesar.
2.      Metode gesekan sama (Equal friction method)
Di dalam metode gesekan sama (equal friction method), friksi unit (unit friction) dijaga konstan sepanjang sistem ini. Untuk menentukan kerugian gesek (friction loss) didalam sistem saluran pipa, friksi unit sama dengan panjangnya saluran pipa yang sejenisnya bekerja.
3.      Metode tekanan total (Static regain method)

B.    Prosedur Perencanaan Saluran Udara
Dalam menentukan perencanaan saluran udara terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
1.      Mempelajari plan bangunan dan mengatur outlet untuk supply dan return agar didapat distribusi yang merata. Menyesuaikan jumlah supply air terhadap heat gains, losses dan kebocoran. Menyesuaikan jumlah supply air, return air dan exhaust air untuk mendapatkan tekanan ruangan yang diinginkan.
2.      Memilih ukuran outlet dari katalog produk.
3.      Sketsa sistem ducting dengan menghubungkan supply dan return dengan mesin. Tempat yang tersedia biasanya sangat menentukan layout dan ukuran ducting.
4.      Membagi sistem menjadi bagian-bagian dan memberi nomor untuk setiap bagian. Ducting harus dibagi bila jumlah aliran, ukuran dan bentuk ducting berubah. Fitting dikelompokkan ke bagian didepannya (sesuai arah aliran).
5.      Menentukan ukuran ducting dengan metode yang dipilih. Hitung kerugian tekanan total dan pilih fan yang sesuai.
6.      Menggambarkan sistem secara detail. Bila jalur ducting dan fitting banyak berubah maka harus dihitung kembali kerugian tekanannya dan memilih ulang fan yang sesuai.
7.      Mengubah ukuran pada bagian-bagian tertentu untuk mengatur keseimbangan tekanan sistem.
8.      Analisa hasil perencanaan terhadap kemungkinan sumber kebisingan dan menambahkan perangkat peredam bila diperlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Don't be shy: Leave your comments !