1. RESISTOR / HAMBATAN / WERSTAND (R)
Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam, yakni resistor tetap (fixed resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor). Resistor | |
---|---|
Resistor Tetap (Fixed Resistor):
1. Resistor Kawat 2. Resistor Batang Karbon 3. Resistor Keramik atau Porselin 4. Resistor Film Karbon 5. Resistor Film Metal |
Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor):
1. Potensiometer 2. Potensiometer Geser 3. Trimpot 4. NTC dan PTC 5. LDR |
Untuk resistor tetap, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat diubah - ubah karena pabrik pembuatnya telah menentukan nilai tetap dari resistor tersebut. Sedangkan, untuk variable resistor, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya dapat berubah-ubah, bisa jadi dirubah dengan sengaja atau berubah sendiri karena pengaruh lingkungan. Dengan demikian, sebagian resistor variabel dapat kita tentukan besar resistansinya.
Macam - macam resistor tetap (fixed resistor):
1. Resistor Kawat | |
---|---|
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di samping. | |
2. Resistor Batang Karbon (Arang) | |
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar di samping. | |
3. Resistor Keramik atau Porselin | |
Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang terbuat dari bahan keramik atau porselin. Kemudian, dengan perkembangan yang ada, telah dibuat jenis resistor keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping. | |
4. Resistor Film Karbon | |
Resistor film karbon ini adalah resistor hasil pengembangan dari resistor batang karbon. Sejalan dengan perkembangan teknologi, para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping. | |
5. Resistor Film Metal | |
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. Jika dibandingkan dengan resistor film karbon, resistor film metal ini memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi dibandingkan dengan resistor film karbon karena resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping. |
Macam - macam resistor variabel (variable resistor):
1. Potensiometer | |
---|---|
Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon. Potensiometer yang terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang telah lama lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer dari kawat ini memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga saat ini sudah jarang ada yang memakai potensiometer seperti ini. Pada saat ini, potensiometer lebih banyak terbuat dari bahan karbon. Ukurannya pun lebih kecil, namun dengan resistansi yang besar. Gambar di samping adalah potensiometer yang terbuat dari bahan karbon. Pada umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran. Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer linier. Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai resistansi maksimal dari potensiometer. | |
2. Potensiometer Geser | |
Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer yang telah dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara mengubah nilai resistansinya. Pada potensiometer yang telah dibahas di atas, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara memutar gagang yang muncul keluar. Sedangkan, untuk potensiometer geser, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara menggeser gagang yang muncul keluar. Bentuk dari potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di samping. Pada umumnya, bahan yang digunakan untuk membuat potensiometer ini adalah karbon. Adapula yang terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang digunakan karena ukurannya yang besar. Pada potensiometer geser ini, perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan secara linier. Bentuk potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di atas dengan komponen yang ditengah. | |
3. Trimpot | |
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot menyatakan perubahan nilai resistansinya secara logaritmik, sedangkan huruf A untuk perubahan secara linier. Untuk mengubah nilai resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng. Bentuk trimpot dapat dilihat pada gambar di samping. | |
4. NTC dan PTC | |
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Untuk NTC, nilai resistansi akan naik jika temperatur sekelilingnya turun. Sedangkan, nilai resistansi PTC akan naik jika temperatur sekelilingnya naik. Kedua komponen ini sering digunakan sebagai sensor untuk mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya. Bentuk NTC dan PTC dapat dilihat pada gambar di samping. | |
5. LDR | |
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Pada prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu mendorong elektron untuk menembus batas – batas pada LDR. Dengan demikian, nilai resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang diterimanya sedikit atau kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai resistansi LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterimanya banyak atau kondisi sekelilingnya terang. LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan pada lampu taman. Bentuk LDR dapat dilihat pada gambar di atas. |
Gb. Simbol Resistor
2. KAPASITOR / CONDENSATR (C)
Seberapa seringkah kalian men-charge handphone..? atau pernahkah kalian melihat lampu flash
dari kamera..? Baterai handphone, lampu flash kamera adalah contoh
penggunaan kapasitor dari kehidupan sehari-hari. Alat-alat elektronik
yang ada seperti TV, komputer, Laptop menggunakan kapasitor sebagai
komponen penyusunnya.
Pengertian Kapasitor
Kapasitor
adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan
listrik atau elektron, dan secara sederhana terdiri dari dua konduktor yang
dipisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik) tiap konduktor di
sebut keping. Kapasitor atau disebut juga kondensator adalah alat
(komponen) listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan
muatan listrik untuk sementara waktu. Pada prinsipnya sebuah kapasitor
terdiri atas dua konduktor (lempeng logam) yang dipisahkan oleh bahan
penyekat (isolator). Isolator penyekat ini sering disebut bahan (zat)
dielektrik
Zat
dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua penghantar dapat
digunakan untuk membedakan jenis kapasitor. Beberapa kapasitor
menggunakan bahan dielektrik berupa kertas, mika, plastik cairan dan
lain sebagainya. Beberapa jenis kapasitor menurut bahan dielektiknya
antara lain
Bentuk kapasitor
- kapasitor kertas (besar kapasitas 0,1 F)
- kapasitor elektrolit (besar kapasitas 105 pF)
- kapasitor variabel (besar kapasitas bisa di ubah-ubah dengan nilai kapasitas maksimum 500 pF)
Kapasitor disimbolkan dengan
Macam-Macam Kapasitor
Jenis Kapasitor Berdasarkan Polaritasnya
Kapasitor Nonpolaritas Kapasitor ini tidak mempunyai kaki positif dan negatif sehingga cara pemasangan pada rangkaian elektronika boleh bolak-balik. Yang termasuk kapasitor ini adalah kapasitor mika, kapasitor keramik,kapasitor kertas, dan kapasitor milar. | ||
Kapasitor Polaritas Kapasitor ini mempunyai kaki positif dan negatif, sehingga cara pemasangan pada rangkaian elektronika tidak boleh terbalik. | ||
Variabel Condensator ( Varco ) Kondensator ini dapat diatur dengan cara memutar rotor (as) yang ada pada badan komponen. | ||
Kondensator Trimer Kondensator ini dapat diatur dengan cara memutar rotor (as) yang ada pada badan komponen, tetapi harus mengunakan obeng. |
Kapasitor Berdasarkan Bahan Penyekat Konduktor ( Dielektrikum )
Kapasitor Keramik | |
Kapasitor Tantalum | |
Kapasitor Inti udara | |
Kapasiitor Elektrolit | |
Kapasitor Kertas | |
Kapasitor Mika / Milar | |
Kapasitor Polyester |
Tipe Kapasitor berdasarkan Dielektrikum
1. | Variabel Condensator ( varco ) Kondensator ini dipakai untuk tuning atau mencari gelombang radio. Jenis ini mempunyai udara sebagai dielektrikum.Kapasitor variabel mempunyai pelat-pelat yang stasioner (stator) dan pelat-pelat yang digerakkan (rotor ), biasanya terbuat dari alumunium. Dengan memutar tombol, luas plat yang berhadapan dapat diatur sehingga kapasitas kapasitor dapat diubah-obah. Dengan mengubah kapasitor frekuensi dapat distel. |
2. | Kapasitor Keramik Kapasitor ini menpunyai dielektrikum keramik. Kapasitor ini mempunyai oksida logam dan dielektrikumnya terdiri atas campuran titanium-oksida dan oksida lain. Kekuatan dielektrikumnya tinggi dan mempunyai kapasitas besar sekali dalam ukuran kecil. |
3. | Kapasitor Kertas Kapasitor ini mempunyai dielektrikum kertas dengan lapisan kertas setebal 0,05-0,02 mm antara dua lembar kertas alumunium.Kertasnya diresapi dengan minyak mineral untuk memperbesar kapasitas dan kekuatan dielektrikumnya. |
4. | Kapasitor Mika Kapasitor ini mempunyai elektroida logam dan lapisan dielektrikum dari polysteryne mylar dan teflon setebal 0,0064 mm. Digunakan untuk koreksi faktor daya. Seperti uji visi nuklir |
5. | Electrolit Condensator( Elco ) Kapasitor ini mempunyai dielektrik oksida alumunium dan sebuah elektrolit sebagai elektroda negatif. Elektroda postif terbuat dari logam seperti alumunium dan tantalum tetapi sebuah elektroda negatif terbuat dari elektrolit. Tebal lapisan oksidanya adalah 0,0001. Dalam rangkaian elektronika sebagai perata denyut arus listrik. |
Tabel Nilai Dielektrikum
Bahan | Angka dieklektrikum |
Hampa | 1 |
Udara/gas lain | 1 |
Air suling | 80 |
Kertas farafin | 2,2 |
Mika | 5,5-7 |
Porselen | 5,5 |
Tantalum | 27 |
Olie paranol | 4,5 |
Olie silikon | 2,8 |
Teflon | 20 |
Keramik | 5-1000 |
3. DIODE / DIODA
Macam-macam Dioda
Ada berbagai macam jenis dioda yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Pemilihan jenis dioda disesuaikan dengan penggunaannya dalam rangkaian. Diantaranya adalah:
1. Dioda Rectifier/Dioda Penyearah
Dioda rectifier ini merupakan dioda standar yang biasa digunakan sebagai penyearah arus karena sifatnya yang meneruskan arus hanya satu arah saja. Dioda ini memiliki densitas yang lebih tinggi di area forward, dan memiliki dan ketahanan temperatur pemblokiran yang cukup tinggi. Dioda ini memiliki tegangan threshold yang rendah dan frekuensi cut-off yang tinggi. Dioda ini biasa digunakan untuk penyearah arus AC, dan membatasi tegangan dari power supply.
Simbol Dioda |
Dioda Rectifier |
2. Dioda Zener/ Zener Diode
Dioda Zener mirip dengan diode biasa hanya saja komposisi dopingnya diperbanyak, sehingga tegangan breakdown yang semula tinggi dapat diperoleh nilai yang rendah. Pemakaian dioda ini sebenarnya memanfaatkan sifat tegangan breakdown yang dimilikin dioda, dengan adanya karakteristik ini dioda akan mengalirkan arus jika sudah mencapai tegangan breakdown tertentu. Sifat ini dimanfaatkan untuk pengaturan tegangan atau regulator tegangan. Jika pada dioda biasa saat mencapai tegangan breakdown akan membuat dioda rusak, akan tetapi pada dioda zener, meskipun mencapai tegangan breakdown tapi tidak akan merusak dioda tersebut. Jadi pemasangan dioda ini dengan sengaja memberikan reverse bias pada dioda tersebut. Pemilihan dioda zener ini disesuaikan dengan tegangan breakdown yang dimilikinya seperti 5V, 12V, dll.
Dioda Zener mirip dengan diode biasa hanya saja komposisi dopingnya diperbanyak, sehingga tegangan breakdown yang semula tinggi dapat diperoleh nilai yang rendah. Pemakaian dioda ini sebenarnya memanfaatkan sifat tegangan breakdown yang dimilikin dioda, dengan adanya karakteristik ini dioda akan mengalirkan arus jika sudah mencapai tegangan breakdown tertentu. Sifat ini dimanfaatkan untuk pengaturan tegangan atau regulator tegangan. Jika pada dioda biasa saat mencapai tegangan breakdown akan membuat dioda rusak, akan tetapi pada dioda zener, meskipun mencapai tegangan breakdown tapi tidak akan merusak dioda tersebut. Jadi pemasangan dioda ini dengan sengaja memberikan reverse bias pada dioda tersebut. Pemilihan dioda zener ini disesuaikan dengan tegangan breakdown yang dimilikinya seperti 5V, 12V, dll.
Simbol Dioda Zener |
Gambar Dioda Zener |
Pemasangan Dioda Zener |
3. Dioda Schottky/ Schottky Diode
Dioda ini terdiri dari sambungan p-n dengan lapisan metal, yang dioksidasi pada doping silikon lapisan n. Lapisan metal ini bisa berupa alumunium atau nickel. Pada saat threshold tegangannya 0,3 volt. Pada dioda ini tidak terdapat kapasitas difusi karena tidak ada karier yang berdifusi.
Dioda ini terdiri dari sambungan p-n dengan lapisan metal, yang dioksidasi pada doping silikon lapisan n. Lapisan metal ini bisa berupa alumunium atau nickel. Pada saat threshold tegangannya 0,3 volt. Pada dioda ini tidak terdapat kapasitas difusi karena tidak ada karier yang berdifusi.
Konstruksi Dioda Schottky |
Karena tidak ada
carier yang berdifusi membuat respon dioda ini sangat cepat dalam orde
nanosecond untuk berganti kondisi dari mengalirkan arus ke tidak ada
arus, sehingga banyak digunakan pada rangkaian-rangkaian yang
membutuhkan respon berkecepatan tinggi. Kekurangan dioda ini adalah
tidak baik untuk reverse bias.
Simbol Dioda Schottky |
Macam-macam dioda Schottky |
4. Dioda Tunnel/ Tunnel Diode
Dioda ini terbentuk dari
sambungan p-n yang diberi doping dengan konsentrasi yang tinggi. Artinya
di kedua bagian baik p atau n semua didoping dengan konsentrasi tinggi.
Karena tingkat doping yang tinggi pada kedua bagian, maka hanya tersisa
sedikit celah untuk mengalirkan elektron. Setelah cukup banyak elektron
yang lewat pada dioda, arus yang melewati celah akan menurun sampai
didapat arus normal pada tegangan threshold. Dioda ini biasa digunakan
untuk rangkaian dengan frekuensi yang cukup tinggi sekitar (100GHz).
Contoh pemakaian dioda tunnel ini adalah pada Microwave dan Lemari Es.
Simbol Dioda Tunnel |
Bentuk Dioda Tunnel |
5. Light Emitting Diode (LED)
Light
Emitting Diode (LED) merupakan jenis dioda yang dapat memancarkan
cahaya apabila mendapat panjar maju (forward bias). Cahaya yang
dihasilkan LED berasal dari energi photon yang dipancarkan saat elektron
bergabung hole. LED banyak digunakan sebagai lampu indikator pada
peralatan, akan tetapi penggunaan LED semakin berkembang sebagai lampu
ruangan, lampu lalu lintas, papan reklame, dll.Bermacam warna LED |
Bagian-bagian LED |
Gambar proses pemancaran cahaya pada LED |
6. Dioda Photo/ Photo Diode
Photo dioda merupakan jenis dioda yang dapat mendeteksi cahaya, photo dioda dapat mengubah cahaya menjadi arus atau tegangan tergantung dari mode pemakaiannya. Photo dioda ini terbentuk dari sambungan p-n dengan struktur PIN, dimana diantara bagian p dan bagian n diisi dengan semikonduktor intrinsic tipe i, jadi saat ada energi photon dengan intensitas yang mencukupi, maka akan terjadi efek photoelektrik. Photodioda memiliki 2 mode pemakaian yaitu mode photovoltaic yang menghasilkan tegangan (contoh solar sel), dan mode photokonduktif yang akan mengalirkan arus jika terkena cahaya, mode ini biasanya di reverse bisa karena akan sangat mengurangi waktu respon akan tetapi mode ini meningkatkan noise.
Simbol Photodiode |
Bermacam bentuk photodiode |
7. Dioda Varicap/ Dioda Varactor
Dioda jenis ini merupakan yang digunakan sebagai kapasitor yang terkontrol oleh tegangan. Sebagai kapasitor, dioda ini mampu untuk memfilter frekuensi sehingga banyak digunakan pada rangkaian tunner televisi karena cepat mengunci frekuensi tertentu. Pemasangan dioda ini secara reverse bias agar terbentuk kapasitansi diantara kaki dioda ini.
Simbol Dioda Varicap/Varactor |
Bermacam bentuk dioda varicap |
Merupakan semikonduktor jenis dioda yang memiliki 3 kaki, dimana kaki tersebut adalah Anoda, Katoda, dan Gate. Kaki gate merupakan kaki pemicu, dimana jika ada sinyal trigger di kaki Gate maka SCR akan mengalirkan arus dari Anoda ke Katoda.
SCR pada arus DC
Jika pada kaki Anoda dan Katoda diberi sumber DC dengan forward bias, maka SCR belum akan mengalirkan arus. Setelah ada tegangan antara Gate dengan Katoda yang besarnya memenuhi tegangan thresholdnya maka SCR akan dalam kondisi "ON". Kondisi ini akan bertahan meskipun sinyal dari kaki Gate dilepas. SCR baru akan dalam kondisi "OFF" jika arus dari Anoda diputus.
SCR pada arus AC
Jika SCR pada arus AC maka yang hanya separuh siklus saja yang dialirkan karena pada siklus positif maka ada aliran arus dari anoda ke katoda, sedangkan saat separuh siklus negatif maka SCR di reverse bias sehingga arus tidak mengalir.
Simbol SCR |
Gambar bermacam bentuk SCR |
4. TRANSISTOR
Contoh tipe-tipe transistor |
Secara umum, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
Fungsi Transistor antara lain :
- Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
- Sebagai penyearah
- Sebagai mixer
- Sebagai osilator
- Sebagai switch
Bentuk FisikTransistor |
Transistor PNP dan Simbol |
Transistor NPN dan Simbol |
Cara menguji transistor dengan Ohmeter, Perhatikan tabel hasil pengujian :
- Dari hasil tabel ditemukan bahwa kaki I adalah kaki Basis, dimana selama pengukuran harus ada kaki acuan (patokan) dan menunjukkan gejala ON, ON kemudian bila dibalik polaritasnya menunjukkan gejala OFF, OFF maka kaki basis ON pada saat dipasang polaritas negative atau OFF saat dipasang polaritas positif maka jenis transistor adalah PNP.
- Sedangkan untuk menentukan kaki emitor dan kolektor, kita harus menghitung nilai hambatan yang dimiliki oleh emitor dan kolektor. Apabila kaki II hambatannya lebih besar dari kaki III maka dapat kita simpulkan bahwa kaki II merupaka kolektor dan kaki III merupakan emitor.
- Uni Junktion Transistor (UJT)
- Field Effect Transistor (FET)
- MOSFET
2. Field Effect Transistor (FET)
Jenis FET ada dua yaitu Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat pula macam FET ialah Junktion FET (JFET) dan Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET).
3. MOSFET
Bentuk Fisik Mosfet |
Simbol MOSFET |
Prinsip Kerja Transistor
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.
Macam Macam Transistor
Macam-macam transistor secara umum dibedakan menjadi:
- Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
- Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain
- Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
- Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
- Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
- Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain
- Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
PNP NPN P-Chanel N-Chanel
Transistor yang biasa dipakai dalam barang-barang elektronik terutama TV dan monitor adalah yang berjenis NPN/PNP dan MOSFET. Tipe-tipe transistor juga tidak harus sama, tetapi biasanya ada beberapa seri yang bisa dipakai sebagai ganti kalau salah satu tipe tidak dijumpai.
Kalau saya pribadi biasanya jika ingin mengganti sebuah transistor terlebih dahulu melihat kegunaan atau fungsi dari transistor tersebut, jika transistor tersebut digunakan sebagai penguat maka dalam menggantinya tidak harus sama tipe, tetapi bisa mencari yang sama fungsi dan penguatannya, atau mencari tipe yang paling dekat.
sumber : http://elektronika-1.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Don't be shy: Leave your comments !