Jumat, 24 Mei 2013

SINKROMES


Sinkromes
            Sinkromes adalah alat yang digunakan untuk memudahkan pergantian gigi sehingga hal tersebut dapat dilakukan oleh tiap pengemudi tanpa mengalami benturan yang mengganggu/merusak. Alat ini  menggantikan penggunaan kopling cakar pada transmisi roda gigi agar pergantian gigi berlangsung lebih baik dan tidak terjadi benturan atau hentakan yang berarti.
            Prinsip kerjanya adalah adanya gesekan dua permukaan yang dapat menyamakan kecepatan kedua permukaan atau proses sinkronisasi kecepatan kedua permukaan. Alat ini dapat digunakan pada transmisi jenis sliding-mesh, tetapi pada umumnya digunakan pada transmisi jenis constant-mesh.

Cara kerja sinkromes jenis ini adalah sebagai berikut :
A.    Dalam Keadaan Netral
Gigi-gigi dalam keadaan berkaitan yang tetap dengan gigi susun tetapi dapat berputar bebas pada poros output.
Poros Output, Clutch hub, dan clutch hub sleeve masing-masing beralur,dengan demikian semuanya dapat berputar sama. Ring-ring sinkromes berada dalam keadaan bebas tetapi ujung-ujung shifting key ditempatkan pada 3 tempat dari tiap-tiap ring.
B.    Dalam keadaan gigi berhubungan
  • Bila tuas pengatur didorong menurut arah panah, clutch hub dan shifting key akan berkaitan pada bagian yang menonjol dibagian tengahnya dengan demikian tenaga akan pindah ke shifting key. Kemudian shifting key akan mendorong synchronizer ring pada gigi tirus (core gear) yang mana gigi-gigi ini mulai cepat putarannya. Dalam waktu yang bersamaan syncronizer ring akan ditarik oleh gigi dengan demikan clutch hub dan synchronizer ring akan saling berhadapan satu dengan yang lainnya dengan bagian-bagian yang menonjol keluar dari jajaran.
  • Bila shift lever kita dorong sedikit keras, clutch digeserkan lebih lanjut maka clutch akan bebas (tidak berkaitan) dengan shifting key. Synchronizer ring juga selanjutnya akan diseret dan mengakibatkan clutch hub dan synchronizer ring saling mendorong dengan kuat. Selama tenaga dipindahkan gigi ketiga akan bertambah putarannya, hingga akhirnya clutch hub dan gigi ketiga berada pada kecepatan yang sama.


Gambar Sinkromes

SKEMA DAN CARA KERJA TRANSMISI


Skema Dan Cara Kerja Transmisi
1. Skema

Gambar 1.1 Roda gigi dengan eman tingkat kecepatan maju dan satu kecepatan mundur

Pada transmisi roda gigi dengan 7 tingkat percepatan ini, menyediakan harga perbandingan atau ratio. Misalnya dengan perbandingan sebagai berikut :

1.1.  Tabel Perbandingan Gigi

Transmisi

Perbandingan Gigi (i)

Poros

Input

Poros

Output
1
2
3
4
5
6
7
8,190
4,819
2,948
1,848
1,343
7,619
1,000
2,34
2,34
2,34
1
2,34
2,34
2,34
3,5
2,05
1,25
1,848
0,573
3,25
1,17
 
2. Cara Kerja Transmisi
            Lihat pada gambar 1.1 Poros A adalah poros input dimana poros tersebut dikopel oleh poros kopling (menerima daya dari kopling) dan mempunyai roda gigi 1 yang merupakan bagian dari poros A. Roda gigi 1 berpasangan dengan roda gigi 2 dan menggerakkannya sehingga poros B (poros perantara dimana roda gigi 2 berada) menjadi berputar.
            Perputaran kiri roda gigi 3, bergeser ke kanan yang diteruskan sehingga berpasangan dengan roda gigi 4. Daya dari mesin mengalir melalui poros input A, pasangan roda gigi 1-2, poros perantara B, pasangan roda gigi 3-4 dan poros output C sehingga perbandingan putaran antara poros input A dan poros output C adalah sesuai dengan perbandingan transmisi 1.
            Begitu pula dengan transmisi 2  dicapai dengan menggerakkan clutch hub sleeve sesuai dengan pasangan roda giginya masing-masing.

Kamis, 23 Mei 2013

TATA NAMA RODA GIGI


Untuk penamaan pada roda gigi, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Lingkaran puncak (Pitch Circle)
    Adalah suatu lingkaran teoritis terhadap semua perhitungan yang mana biasanya dilakukan. 
    Lingkaran puncak, do = tebal gigi + lebar antara.

2. Jarak lengkung puncak (p)
    Jarak yang diukur pada lingkaran puncak dari suatu titik pada sebuah gigi ke suatu titik yang berkaitan Pada gigi di sebelahnya, atau dengan kata lain jumlah antara tebal gigi & lebar antara. 
    Rumus untuk mencari jarak lengkung puncak : p = p.m, dengan m sebagai modul pasangan roda gigi.

3.  Modul (m)
         Adalah perbandingan antara diameter puncak dengan jumlah gigi.
     Rumus untuk mencari m adalah : m = do/Z

4. Puncak Diametral (P)
         Adalah perbandingan jumlah gigi pada roda gigi dengan diameter puncak.
                                       P = Z/do = 1/m

5. Tinggi kepala, Addendum (Ad)
Jarak radial antara bidang atas (top land) dengan lingkaran puncak.

6. Tinggi kaki, dedendum (Dd)
Jarak radial antara bidang bawah dengan lingkaran puncak.

7. Tinggi keseluruhan (bt)
Adalah jumlah addendum dengan dedendum atau tinggi batang gigi.

8. Kebebasan (c)
         Adalah besaran yang disediakan dedendum bagi addendum roda gigi pasangannya.  

Rabu, 22 Mei 2013

TEKNIK PERHITUNGAN SPACE COOLING LOAD DENGAN METODE TETD


Metode TETD
            Perhitungan heat gain pada ruang perkantoran menggunakan metode TETD. Secara ringkas cara perhitungan sebagai berikut:
  1.   Atap dan dinding (roofs and walls)
q = A x U x TETD
q = heat flow, Btu per hr
A = Area, ft2
U = Over-all heat transfer coefficient
TETD = Total equivalent temperature difference

     2.     Partisi, ceilling, dan lantai
q = A x U x TD
TD = (t2 – t1) = Difference in temperature between the bounding surface, F
     3.      Kaca
q = {A} x {[direct radiation] x [shade factor] + [convection] x [type factor]}
A =Area, ft2
     4.     Manusia (people)
qs  =  n x sensible heat gain
ql  =  n x latent heat gain
     qs  = q sensible
ql  = q latent
n   = Number of people in space
    5.      Penerangan
q = Watt x 3.4 x Allowance factor

    6.     Ventilasi dan infiltrasi
qs    =  1.08 x Q x (to - ti)
ql    =  0.7 x Q x (HRo - HRi)
Q    =  Air flow rate, cfm
to    =  Outside air temperatur
ti     =  Room air temperatur
    HRo =  Humadity ratio of outside air, grains per lb
    HRi  =  Humadity ratio of room air, grains per lb