Selasa, 23 April 2013

Anjuran Saling Mendoakan

Setelah membaca artikel ini... terserah kalian pula untuk melakukannya.... karena ini sesuai dengan keinginan kalian dan pendapat kalian...  dan artikel ini juga belum tentu kalian percayai benar adanya karena kalian mempunyai guru, penafsiran, pendapat yang mungkin berbeda ....

Apabila seorang muslim mendoakan kebaikan untuk saudaranya (sesama muslim) yang berjauhan, maka malaikat mendoakan (orang yang berdoa) pula"...

Sesama muslim seyogyanya saling mendoakan agar saudara kita senantiasa dalam kebaikan dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat kelak. Orang yang mendoakan saudaranya, mendapat balasan didoakan oleh malaikat. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Apabila seorang muslim mendoakan kebaikan untuk saudaranya (sesama muslim) yang berjauhan, maka malaikat mendoakan (orang yang berdoa) pula: ’Semoga engkau memperoleh kebaikan juga’/’ (HR. Muslim dari Abu Darda’ ra.)
Nabi Muhammad saw. sendiri pernah minta didoakan oleh Umar bin Khoththob ra. Diriwayatkan dalam hadits, suatu ketika Umar ra meminta izin kepada Rosulullah saw. untuk pergi mengerjakan umroh. Beliau mengizinkannya seraya bersabda, "Wahai saudaraku, janganlah engkau lupakan kami dalam doamu.’’ Menanggapi permintaan Nabi saw. tersebut, Umar berkomentar, “Itu adalah suatu ungkapan yang sangat menggembirakan saya. Dan ungkapan itu lebih berharga bagiku daripada dunia." (HR. Abu Dawud dan Tirmizi)
DOA UNTUK ALMARHUM/ALMARHUMAH
Bagaimana dengan doa kita untuk teman-teman kita yang sudah meninggal dunia? Diterima atau ditolakkah?
Percayalah doa kita yang berisi memohonkan ampunan kepada teman-teman kita yang telah meninggal dunia, isya Allah diterima oleh Allah SWT. Dasarnya sudah jelas. Bukankah sholat-sholat jenazah atau sholat gaib yang kita lakukan itu berisi bacaan doa kepada Allah SWT memohonkan ampunan bagi si mayat. Memo­honkan kebaikan buat si mayat baik di alam kuburnya, maupun di akhirat kelak.
Masih mau bukti? Bukankah kalau kita ziarah kubur, di­contohkan oleh Muhammad Rosulullah saw. mendoakan para ahli kubur di pemakaman yang kita kunjungi. Nabi saw. sering mengajarkan kepada para sahabat agar jika berziarah kubur mengucapkan: "Assalaamu ’alaikum ahlad diyaari minal mukmi- niina wal muslimiina wa innaa insyaa Allaahu bikum Laachiquun. As Alullaaha lanaa walakumul ’aafiyah (Salam sejahtera semoga terlimpahkan atas kalian wahai penghuni perkampungan orang- orang mukmin dan muslim, dan kami insya Allah akan menyusul kalian. Semoga Allah melimpahkan keselamatan kepada kami dan kepada kalian." (HR. Muslim dari Buroidah ra.)
Jika doa kita untuk orang lain yang telah meninggal dunia tidak sampai kepadanya, lalu buat apa Nabi Muhammad Rosulullah saw. mengajarkan bacaan semacam itu kepada para sahabatnya jika berziarah kubur? Bukankah bacaan di atas berisi doa untuk orang mati.
Jadi sebaiknya umat Islam harus bersikap kritis kepada para ustadz-ustadznya. Tanyakan kepada mereka dalil-dalilnya dan alasan-alasannya jika mereka mengeluarkan ceramah yang bertentangan dengan hadits yang sudah dijadikan kebiasaan oleh ulama terdahulu (salaf). Selain bertanya langsung, sebaiknya saudara juga menyempatkan diri membaca buku-buku tentang ajaran Islam, terutama terjemahan Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shohih. Agar saudara tidak hanya ikut-ikutan, namun juga menjadi filter. 

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Don't be shy: Leave your comments !